My Writting

Tuesday, April 28, 2015

PERJALANAN KE TANAH SUCI (2)

YAPS! Setibanya di Jeddah, karena masih rada bingung dengan urusan perizinannya, saya dan rombongan umroh jadi terpisah-pisah di bandara Jeddah. Sekitar pukul 4 pagi kami jadi saling cari-mencari satu sama lain. Tapi akhirnya setelah beberapa menit kita pun kembali bisa berkumpul lagi dan menaiki suatu bus yang akan membawa kita ke Kota Madinah.

Di Kota Madinah ini ceritanya lagi musim dingin. Suhunya bisa sampai tujuh derajat celsius. Bisa bayangin gimana dinginnya? Bahkan karena suhu cuaca yang begitu ekstremnya, sampai-sampai kulit kaki dan tangan saya berubah menjadi seperti sisik dan sangat perih jika dipegang. Untungnya mama saya membawa suatu pelembab yang bisa menyembuhkan kulit kering saya ini.

Alhamdulillah, nggak nyangka juga hotel yang kita dapatkan saat di Madinah ini terletak pas di depan Masjid Nabawi. Saya tidak bisa mengira-ngira seberapa jauhnyta dalam hitungan meter, tapi payung-payung Masjid Nabawi bahkan terlihat jelas dari kamar yang saya tempati kali ini.

Di Madinah, selain shalat di Masjid Nabawi kita juga diajak pergi-pergi mengenal kota ini. Kita diajak ke kebun kurma dan Masjid Quba (masjid yang pertama kali dibagun nabi. Solat dua rakaat di dalamnya bernilai ibadah umrah).

Ada satu kesan tersendiri di Madinah yang saya tak akan lupa. Yakni saat di Raudhoh, tempat yang dipercaya sangat mustajab, berada di dekat makam nabi SAW yang berada di dalam Masjid Nabawi. Jadi, saat itu ceritanya saya, mama saya, dan kembaran saya (Mutiara) berencana pergi ke Raudhoh setelah shalat isya'. Kami mencari-cari pintu Raudhah yang letaknya sangat jauh dari tempat kami saat shalat isya'. Setelah bertanya-tanya dan berlari-larian menuju pintu Raudhah (yang ini sangat dramatis lari-lariannya -_-v) akhirnya kita sampai juga di suatu pintu (pintu nomer berapa saya lupa. hehe) yang menuju ke arah Raudhah. Sampai di sana betapa-terkejutnya-saya menemukan buaaanyakkk sekali orang-orang yang telah menunggu untuk bisa masuk ke Raudhah. Di sana terdapat beberapa pintu yang sangat besar. Orang-orang di sana sangat tidak sabar menunggu pintu mana yang akan dibuka. Saat itu ada banyak orang India dan Turki yang badannya jauh melampaui postur tubuh orang Indonesia yang memprediksikan suatu pintu yang akan dibuka berdesak-desakan di depan pintu yang diprediksikan akan dibuka itu. Karena kami (re:mama saya, saya, dan kembaran saya) tidak berpengalaman akan hal ini, jadi kami ikuti saja tingkah orang-orang ini untuk berdesak-desakan di depan pintu tersebut. Tapi, selang beberapa lama, ada seorang penjaga menarik saya ke belakang dan menyuruh saya duduk dan bersabar menunggu di tempat yang telah tersediakan. Jadi di sana telah dibuat beberapa tempat untuk mengelompok orang-orang yang sebangsa. Saya disuruh duduk di antara orang-orang melayu. Maka, setelah itu saya pun menarik kembaran dan mama saya untuk duduk di sana. Setelah salah satu pintu dibuka (yang ternyata bukan pintu yang diprediksikan tadi-_-) kami semua berlari-larian, berlomba-lomba untuk mencapai Raudhah yang ternyata tempatnya masih sangat jauh dari tempat kami berdesak-desakan tadi. Setibanya di sana kami langsung salat dua rakaat daaan yang terjadi tepat setelah saya salam adalah ada orang-orang Turki yang terdesak-desak hampir menginjak kepala saya -_-. Alhamdulillah ya Allah, Kau beri hamba kesempatan salat di Raudhah walau pun cuma dua rakaat saja. Segera setelah itu kami meninggalkan tempat yang sangat wangi itu dan kembali ke hotel untuk makan malam dan beristirahat. Oiya, tambahan, jadwal dibukanya Raudhah ini dibuat cewe sendiri cowo sendiri karna mungkin memang sangat desak-desakan.
Berikut ini beberapa foto yang diambil di Madinah





masjid Quba
Kebun Kurma







[tobecontinued]

No comments:

Post a Comment