My Writting

Saturday, August 22, 2015

Burung Hijau yang Indah :')

Namanya juga anak rantau. Pasti adalah yang namanya rasa KANGEN walau pun cuma sedikit. Sering baper? Jelaas. Hmm.. anak rantau


Beberapa waktu lalu saat aku masih duduk di bangku kelas 2 MAN di MAN Insan Cendekia Serpong, ada satu pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan sampai sekarang dan mungkin akan aku terus sesali sampai sekarang. Hmm jadi ceritanya waktu itu aku aku sedang libur kenaikan kelas dan pulang ke rumah. Setelah beberapa minggu di rumah, aku pun kembali pulang ke MAN yang notabene berada di Tangerang Selatan (sedang rumahku di suatu kota kecil di Jawa Tengah, Salatiga). Saat itu aku pergi ke MAN IC dengan menaiki pesawat sendirian. Biasanya, papa aku selalu minta aku pulang ke MAN IC lewat bandara Adi Soemarmo yang berada di Solo walau pun jarak Salatiga-Semarang lebih dekat dan biasanya harga tiket di bandara Ahmad Yani Semarang pun lebih murah ketimbang jika menaiki pesawat leawat Solo karena rumah nenek aku berada di Solo (jadi, maksudnya agar aku bisa silaturahim dan minta doa dulu ke nenek sebelum berangkat kembali ke MAN IC).

Tapi, sayangnya hari itu saat papa sudah berjanji jauh-jauh hari janji mau mengantarkan aku ke bandara Solo malah ada meeting mendadak dengan para calon pembelinya. Jadilah aku diantar sopir kantor papa ke bandara. Nah, karena sopir papalah yang mengantar aku ke Solo, maka kami pun tidak mampir ke rumah nenek dulu. Di situ saku sebenarnya masih rada mengganjal karena seperti kehilangan ritual yang biasa dilakukan.
Alhamdulillah, pesawat mendarat dengan sempurna. Aku pun kemudian naik taxi menuju MAN IC yang terletak di Serpong, Tangerang Selatan. Setelah sekitar dua minggu aku mengikuti KBM di MAN IC seperti biasa, tiba-tiba ada kabar yang mengejutkan datang dari saudara kembarku. NENEK AKU MENINGGAL! 

Menangislah aku sejadi-jadinya. Semuanya berasa campur aduk. Antara menyesal, sedih, kecewa... walau pun sebenarnya aku tidak terlalu dekat dengan nenek aku tersebut. Aku benar-benar sedih ketika memikirkan bahwa kesempatan terkhir aku untuk bertemu beliau malah aku sia-sia kan. Kesempatanaku untuk meminta doa restu dari beliau malah aku sia-siakan.

Setelah beberapa hari berlalu, aku pun mulai mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Yaaa karena aku tahu bahwa semua itu adalah kehendak Allah. Kita tiada hak untuk mengomentari kehendak-Nya. Karena Dia-lah Yang Maha Mengetahui.

Beberapa hari berlanjut, berganti menjadi minggu, kemudian tahun. Saat aku duduk di kelas 3, saat itu aku sedang sendirian berjalan menuju gedung pendidikan. Tapi, setibaku di suatu pertigaan tiba-tiba ada seeko burung hijau yang sangat indah tanpa ada teman lain yang semacamnya hinggap di trotoar di depan aku dan hanya berdiri menatapku. Aku pun hanya berhenti terdiam sambil memandanginya. Kemudian setelah beberapa saat, burung itu pun pergi. Disitulah aku yakin bahwa burung itu adalah nenek aku. Kenapa? Karena setahu aku orang yang meninggal dalam keadaan syahid arwahnya akan (entah berubah atau apa aku lupa._.v) menjadi seekor burung hijau yang sangat indah.

Nenek aku, beliau adalah seorang yang sangat taat agama. Umurnya sudah mencapai 100an lebih, tapi beliau masih saja kuat untuk selalu puasa senin-kamis. Aku bangga sekali padanya :’)

Ya Allah, pertemukan aku dengan seluruh keluargaku esok di surga-Mu, surrga Firdaus-Mu. Aamiin.

1 comment: