Hata beberapa lamanya kaum Israil
mulai membinasakan dirinya berbuat zina dan minum arak. Timbul semula peperangan
dengan kaum Amaliq. Dalam perang kali ini kaum Israil telah dikalahkan tanda
kerajaan, yaitu tabut sakinah juga dirampas kaum Amaliq. Kaum Amaliq coba
membinasakan tabut sakinah itu dengan sia-sia. Tabut itu tidak dimakan api –
dan kapak dibawa masuk ke rumah berhala. Segala berhala habis tunggang balik masungkur
sahdan. Kaum Amaliq akhirnya menambatkan tabut itu pada seekor kerbau hutan.
Hata talut pun dipilih menjadi
raja Israil. Ialah satu-satunya orang Israil yang dapat memegang sebilah pedang
yang dibawa dari surga, ia jugalah yang membawa tanda kerajaan yaitu tabut
sakinah kembali ke tanah Israil. Kaum Israil tidak mendengar nasehat talut dan
meminum air sungai yang dilarang Allah dengan sekehendak hatinya sehingga perut
mereka buncit seperti orang bunting. Hanyalah 313 orang saja yang maluguhkan wadi dengan talut.
Di antara kaum kafir itu adalah
seorang hulu balang yang tidak dapat dikalahkan, Jalut namanya. Talut
menjanjikan setengah kerajaan dan anak – perepuannya kepada barang siapa yang
dapat mengalahkan Jalut arqiyan.
Tersebutlah Nabi Daud yang membunuh jalut dengan izin Allah dan senjatanya
ialah tiga batu yang dipungut di tengah jalan.
Sahdan Talut tidak mau memberikan
setengah kerajaan kepada Daud. Ia juga enggan memberikan anak perempuannya
kepada Daud sebagai istri karena Daud itu hitam dan keji rupanya dan matanya
seperti kucing pula. Sungguh pun begitu Daud tidaklah murka. Talut mencoba membunuh Daud tapi atas izin
Allah Talutlah yang binasa.
Sebermula Daud pun naik tahta
kerajaan. Menurut cerita, Daud mempunyai suara yang merdu bila ia membaca kitab
taurat. Air berhenti mengalir mereka satu berdiam diri untuk mendengarnya.
Disamping itu, Raja Daud dianugrahi kitab zabur dan kepandaian membuat besi.
Hata berapa lama Daud minta diuji
Allah karena semua nabi yang terdahulu pernah diuji oleh Allah. Pada suatu hari
Daud duduk di teras rumah dan melihat seekor burung terbang masuk ke dalam
rumahnya. Ia hendak menangkap burung dan mengejar burung itu sampai ke sebuah
taman. Di dalam taman itu, dia melihat seorang perempuan yang terlalu baik parasnya
sedang membasuh kepala. Nama perempuan itu Batsaiba’. Kemudian diketahuinya
perempuan itu sudah ada suami, Uriya’ namanya. Perempuan itu dipersuntingnya
oleh Nabi Daud karena selayaknyalah Uriya’ hanya mengaku-ngaku saja sebagai
suami.
Pada suatu hari datanglah dua
orang berbantahan dihadapan Daud seorang – mendkwa bahwa kambingnya yang hanya
seekor diambil oleh orang yang sudah mempunyai 99 kambing. Daud lalu berkata apa
yang dikatakannya itu betul. Dia adalah orang yang teraniaya. Baru saja Daud
mengeluarkan kata-kata itu, ia menjadi sadar akan kesalahnnya dia sendiri yang
sudah mempunyai 99 istri tapi masih mengambil Batsaiba’ dari tangan orang.
Maka Daud pun menangis hata ia
pun pergi ke Bukit Tursina dan semedi kepada Allah. Dengan tangisnya, air mata
mengalir ke setiap tubuhnya 40 hari 40 malam tidak makan dan minum. Kemudian ia
meminta Jibril pergi ke kubur Uriya’ agar
memintanya menghalalkan dosanya dan Uriya’ pun menghalalkannya. Daud pun
kembali ke rumah dan memerintah kerajaan dengan adil sampai waktunya.
(Seempunya cerita hendak mengatakan bahwa siapa yang menganiaya
orang lain atas hawa nafsu akan mendapat balasan dari Allah. Cerita ini disalin
pada hari senin bulan rabiul awal – tahun 1674 masehi)
No comments:
Post a Comment